Argumen dan Penarikan Kesimpulan
Argumen
Argumen merupakan serangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan pernyataan penarikan kesimpulan. Argumen terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok pernyataan sebelum kata “jadi”, yang disebut premis-premis, dan kelompok lain yang hanya terdiri atas satu pernyataan dinamakan konklusi. (Kusumah, 1986)
Argumen merupakan serangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai ungkapan pernyataan penarikan kesimpulan. Argumen terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terbagi atas dua kelompok, yakni kelompok pernyataan sebelum kata “jadi”, yang disebut premis-premis, dan kelompok lain yang hanya terdiri atas satu pernyataan dinamakan konklusi. (Kusumah, 1986)
Contoh argumen:
Jika Opan seorang insinyur, maka Opan bisa memperbaiki mesin.
Opan seorang insinyur.
Jadi, Opan bisa memperbaiki mesin.
Kalimat  (pernyataan) yang berwarna biru disebut sebagai premis, sedangkan  kalimat yang berwarna merah disebut sebagai konlusi. Argumen di atas  bisa juga dinyatak
an dalam bentuk simbol-simbol seperti di bawah ini.
an dalam bentuk simbol-simbol seperti di bawah ini.
s: Opan seorang insinyur
m: Opan bisa memperbaiki mesin
m: Opan bisa memperbaiki mesin
s → m
s
Selain  dalam bentuk simbol-simbol, argumen bisa juga dinyatakan dalam  pernyataan kondisional (pernyataan majemuk implikasi). Contoh di atas  jika dinyatakan dalam pernyataan kondisional akan menjadi seperti  berikut.
[(s → m) ^ s] → m
Untuk  membuktikan bahwa argumen di atas valid (sah), harus dicari nilai  kebenaran pernyataan kondisional dari argumen tersebut. Jika pernyataan  kondisional yang bersesuaian dengan argumen tersebut meruapakan  tautologi, maka argumen tersebut merupakan argumen yang valid (sah).
Modus Ponen
Contoh:
Contoh:
Jika hujan mengguyur jalanan, maka jalanan akan basah.
Hujan mengguyur jalanan.
Jadi, jalanan akan basah.
Hujan mengguyur jalanan.
Jadi, jalanan akan basah.
Dalam bentuk simbol menjadi
p → q
p
________
Jadi, q
p
________
Jadi, q
Argumen di atas merupakan argumen yang valid (sah). Inilah yang dinamakan modus ponen.
Modus Tollen
Contoh:
Contoh:
Jika hujan mengguyur jalanan, maka jalanan akan basah.
Jalanan tidak basah.
Jadi, hujan tidak mengguyur jalanan.
Jalanan tidak basah.
Jadi, hujan tidak mengguyur jalanan.
Dalam bentuk simbol menjadi
p → q
~q
________
Jadi, ~p
~q
________
Jadi, ~p
Bentuk ini dinamakan modus tollen. Tollen berasal dari bahasa Latin “tollere”, yang berarti menyangkal.
Silogisme (Hypothetical Sylogism)
Kita mulai dengan contoh lagi.
Kita mulai dengan contoh lagi.
Jika Kita buang sampah tidak sembarangan, maka lingkungan akan bersih
Jika lingkungan bersih, maka hidup akan lebih nyaman.
Jadi, Jika Kita buang sampah tidak sembarangan, maka hidup akan lebih nyaman.
Jika lingkungan bersih, maka hidup akan lebih nyaman.
Jadi, Jika Kita buang sampah tidak sembarangan, maka hidup akan lebih nyaman.
Dalam bentuk simbol-simbol, argumen di atas akan menjadi
p → q
q → r
___________
Jadi, p → r
q → r
___________
Jadi, p → r
Bentuk ini dinamakan silogisme atau lebih tepatnya Hypothetical Sylogism.
Argumen yang merupakan bentuk modus ponen, modus tollen, dan silogisme merupakan argumen yang valid (sah).
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar